Cari Blog Ini

Senin, 07 Maret 2011

PROPOSAL SKRIPSI


 

PENGARUH PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP MORALITAS SISWA

SMA NEGERI 1 SLAWI


 


 


 

Disusun Untuk memenuhi tugas :


 

Mata Kuliah : Metodologi Penelitian Dasar

Dosen Pengampu:    Miftahul Huda, MAg


 


 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Disusun Oleh:


 

UMAR GHOZALI

NIM 232.108.358


 


 


 


 

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

( STAIN ) PEKALONGAN

2010


 

PENGARUH PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP

MORALITAS SISWA SMA NEGERI 1 SLAWI


 

  1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan masyarakat sebagai sebuah bentuk perubahan sosial yang direncanakan, banyak melibatkan unsur-unsur sosial, termasuk di dalamnya ajaran agama dan para pemeluknya. Mereka berperan sebagai subjek maupun objek dalam pembangunan.

Bangsa yang menjadi bangsa terkemuka adalah bangsa yang memberikan prioritas kepada pembangunan pendidikan karena aset suatu bangsa bukan terletak pada sumber dayanya yang melimpah, melainkan berada di tangan sumber daya manusianya yang berkualitas.

Sumber daya manusia yang berkualitas bukan saja terletak pada intelektualnya saja, akan tetapi mencakup seluruh aspek yaitu selain aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga yang paling urgen adalah aspek spriritualnya. Bangsa Indonesia ialah bangsa yang beragama dan memiliki berbagai norma yang berlaku di masyarakat, salah satunya adalah norma agama, yaitu petunjuk hidup yang berasal dari Tuhan yang disampaikan melalui utusan-Nya (nabi/rasul) yang berisi perintah, larangan atau anjuran. Orang yang melanggar norma agama akan mendapat dosa.

Pendidikan agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Dan menghantarkan menuju kepada manusia yang berkualitas

Namun sangat ironis sekali ketika kita lihat di televisi maupun di lingkungan kita sendiri bahwa para pelaku kejahatan kebanyakan adalah mereka yang berusia remaja. Remaja yang seharusnya sarat dengan ilmu dan kegigihan berjuang justru telah terlena dengan kesenangan yang menyesatkan.mereka lebih memilih untung senang sesaat tanpa memperhatikan efek atau kerugian yang ditimbulkan. Hawa nafsu telah menjadi Tuhan bagi mereka, hura-hura dan pergaulan bebeas terlihat sangat akrab dalam kehidupan remaja. Bahkan banyak dari mereka terjerumus pada penggunaan obat-obatan yang bisa merenggut nyawa yang masih muda. Para pemuda benar-benar telah terinfeksi oleh penyakit syahwat, yaitu penyakit kemaksiatan dan dosa yang sering digandrungi generasi muda. Seperti kepada wanita yang tidak boleh dilihat, keinginan mendengarkan nyanyian glamour, keinginan melihat gambar dan majalah-majalah porno, bergaul dengan para penganggur dan gelandangan, banyak bermain, berdusta, mengadu domba, serta keinginan untuk menipu dan berbohong

Sementara itu pendidikan kita belum mampu memberikan pengajaran yang cukup memadai untuk menanggulangi masalah tersebut. Materi yang diajarkan di sekolah formal lebih mengarah pada peningkatan kognitif saja. Jarang sekali atau bahkan tidak ada materi yang mengarahkan atau memberikan pola adab dan penataan hati yang sesuai dengan tuntutan agama. Bahkan para pendidik sendiri kadangkala sering tidak memperhatikan keutamaan adab dan perilaku yang baik kepada siswa, sehingga banyak siswa yang cerdas, namun minim akan adab. Mereka telah terprogram untuk menjadi manusia-manusia yang berfikir kedepan namun selalu ketinggalan dalam memahami kebaikan dan ajaran-ajaran agama.

Pendidikan yang minim akan materi adab dan sifat-sifat ketuhanan akan membentuk pribadi muda yang kebal terhadap dosa dan kemaksiatan. Kepandaian dan keahlian yang diperoleh hanya akan membawa kehancuran bagi dirinya. Dari sinilah para pendidik harus bisa melihat fenomena yang terjadi, khususnya bagi para guru agama yang notabene adalah seseorang yang memiliki keilmuan memadai dalam hal teori dan praktik keagamaan. Para pengajar dengan ilmunya bukan hanya mampu memberikan gambaran dan pemahaman keagamaan yang luas kepada anak didiknya, tetapi juga dapat mempraktikkan keilmuan tadi dalam perilakunya.

Namun, peranan pengajar dalam hal ini guru agama Islam, sampai sekarang belum terllihat jelas mampu memberikan pemahaman yang mendasar tentang ilmu agama bagi siswanya yang lebih menyedihkan lagi bahwa sistem pendidikan yang terdapat di sekolah-sekolah umum (bukan sekolah yang bercorak Islam atau pondok pesantren), sangat sedikit memberikan pengajaran yang bersifat keagamaan. Pembelajaran intuisi tersebut hanya berfokus pada pencapaian kecerdasan kognitif saja tanpa memperhatikan adab dan tingkah laku para siswanya.

Keadaan inilah yang menjadikan penulis ingin melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pembelajaran PAI untuk mengatasi krisis adab dan keimanan ini. Terkait dengan pendidikan dan praktik pelaksanaan keagamaan di sekolah-sekolah formal khususnya sekolah menengah atas (SMA) negeri 1 Slawi. Penulis memilih SMA Negeri 1 Slawi sebagai objek penelitian karena di SMA Negeri 1 Slawi sudah dilaksanakan praktik pembelajaran PAI sebagai dasar penanaman adab. Selain itu dari survey yang penulis lakukan bahwa moralitas dari siswa SMA Negeri 1 Slawi termasuk dalam kategori baik, hal ini dapat dilihat dari peneliti sebelumnya yang meneliti tentang moralitas siswa yang dikorelasikan dengan tingkat kecerdasan siswa SMA Negeri 1 Slawi, yang hasil akhrinya adalah tidak adanya hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan siswa dengan moralitas siswa.

Oleh karena itu penulis mengambil judul pengaruh pendidikan agama Islam terhadap moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi


 


 


 

  1. Rumusan Masalah
    1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Slawi?
    2. Bagiamana moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi?
    3. Bagaimana pengaruh antara pendidikan agama Islam terhadap pembentukan moralitas siswa di SMA Negeri 1Slawi?


     

    Untuk dapat mengerti dan memahami secara jelas tentang masalah yang dibahas, maka dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang perlu ditegaskan kembali, yaitu :

    1. Pendidikan Agama Islam

      Pendidikan agama Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

      Pendidikan agama Islam berasal dari kata al-Tarbiyah. Dari segi bahasa, kata al-Tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu : pertama, kata rabayarbu yang berarti bertambah, bertumbuh kedua, rabiya-yarba yang berarti menjadi besar, ketiga dari kata rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun, menjaga, memelihara

      Jadi pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dalam membimbing, membina dan mengarahkan peserta didik dalam rangka pemahaman ajaran agama Islam untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupan sesuai dengan ajaran Islam/pribadi muslim.

    2. Moralitas

      Moral digunakan untuk menyebut baik buruknya manusia dalam hal sikap, perilaku, tindak tanduk dan perbuatannya. Adapun moralitas itu sendiri mempunyai arti nilai kualitas manuisa sebagai manusia.


       

      Jadi yang dimaksud penulis dengan judul di atas adalah untuk menemukan hubungan antara Pelajaran PAI dengan moralitas siswa kelas XI SMA Negeri 1Slawi.


 

  1. Tujuan Penelitian
    1. Mengetahui pelaksanaan pendidikan agama Islam yang telah diberikan di SMA Negeri 1 Slawi.
    2. Untuk mengetahui keadaan moralitas siswa-siswi di SMA Negeri 1Slawi.
    3. Untuk mengetahi pengaruh yang ditimbulkan dari pelaksanaan pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Slawi dalam membentuk moral/akhlakul karimah.


     

  2. Kegunaan Penelitian
    1. Secara Teoritis

      Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi pemikiran dalam pengembangan pembelajaran pendidikan agama Islam yang berkaitan dengan pembentukan moralitas seseorang dalam kehidupan sehari-hari

    2. Secara Praktis
      1. Bagi Guru

      Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan wacana sebagai bekal bagi guru khususnya guru agama Islam dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dan penyeru akan agama Allah.

      1. Bagi Sekolah

      Hasil penelitian ini diharapkan mampu menyadarkan pihak pengelola sekolah untuk lebih memperhatikan program materi yang diberikan kepada siswanya.


 


 

  1. Tinjauan Pustaka
    1. Analisis Teoritis

      Dalam majalah Rindang Semarang, No. 1 Th. xxxx Agustus 2003, terdapat UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pada bab VI: jalur, jenjang, dan jenis pendidikan: bagian kesembilan tentang pendidikan pembinaan, pada ayat 2, 3 dan 4 disebutkan bahwa pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan menjadi ahli agama.

      Menurut Drs. Ahmad D. Marimba pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut, ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain, seringkali beliau menyatakan kepribadian utama dengan istilah kepribadian muslim, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai agama Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

      Hasil seminar pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai 11 Mei 1960 di Cipayung Bogor, pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.

      Menurut Syekh Khalid bahwa pendidikan Islam adalah metode istimewa yang digunakan Islam untuk mendidik anak-anak dengan pendidikan keimanan. Pendidikan ini menuju sasaran pada pembagian akal manusia dan melatihnya untuk berfikir, merenung, memperhatikan, membahas dan menggali kecerdasan manusia pada puncak kemampuan akal disamping untuk melayani individu dan mengangkat status masyarakat secara bersama-sama untuk memperbaiki perasaan (emosi), manusia, meningkatkan motivasi, meningkatkan perilaku dan mendapatkan variasi dari interaksi sosial, yang meletakkan batas-batas bagi setiap manusia dalam interaksinya dengan yang lain, sehingga masyarakat diarahkan oleh ruh persaudaran, saling empati dan membantu.

      Moral berasal dari bahasa latin dari kata "mores" yang berarti adat istiadat dan "aturan kesusilaan" yang meliputi semua norma untuk kelakuan, perbuatan yang baik Moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus hidup secara baik sebagai manusia. Sistem nilai ini terkandung dalam ajaran-ajaran berbentuk petuah-petuah, nasehat, wejangan, peraturan, perintah dan semacamnya yang diwariskan secara turun temurun melalui agama atau kebudayaan tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup secara baik agar Ia benar-benar menjadi manusia yang baik. Moralitas adalah tradisi kepercayaan dalam agama atau kebudayaan tentang perilaku yang baik dan buruk.

      Menurut Dr. Poespopodjo bahwa moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk. Moralitas mencakup pengertian tentang baik buruknya perbuatan manusia.

      Moralitas memberi manusia aturan dan petunjuk kongkrit tentang bagaimana ia harus hidup, sebagai manusia yang baik dan bagaimana menghindari perilaku-perilaku yang tidak baik.

      Menurut Rahman Jatmika, bahwa moralitas adalah sinonim dari akhlak. Moralitas sendiri berarti kebiasaannya, sedangkan akhlak adalah tingkah laku manusia yang berasal dari ratio dan karsa.

      Adapun menurut Fans Maguis Suseno bahwa moralitas dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kebiasaan, pendidikan, agama dan kesadaran jiwa.

      Menurut Fathullah bahwa moral dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, 1) moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia sebagai suatu manifestasi dari pancaran ilahi 2) moral terapan, yaitu moral yang didapat dari ajaran berbagai filsafat, agama adab yang menguasai permintaan manusia

      Dalam skripsi saudara Maria Ulfa yang berjudul "Korelasi tingkat kecerdasan kognitif dengan moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi" bahwa moralitas adalah segala sesuatu yang dilakukan manusia yang mempunyai nilai baik dan buruk. Namun dalam skripsi tersebut tidak ditemukannya korelasi antara tingkat kecerdasan kognitif dengan moralitas. Sementara penelitian yang penulis lakukan adalah difokuskan pada pengaruh PAI terhadap moralitas siswa.

    2. Kerangka berpikir

      Berdasarkan analisis teoritis di atas bahwa pelaksanaan Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah seharusnya dapat meningkatkan kepribadian para siswanya, bukan sebaliknya yaitu terjadinya dekadensi moral atau kemerosotan moral dikalangan pelajar. Karena kalau kita lihat bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan pada perbaikan sikap mental yang akan berwujud dalam amal perbuatan, baik dalam segi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Pada segi lainnya, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Oleh karena itu, pendidikan Islam sekaligus merupakan pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan kerena ajaran Islam beisi ajaran tentang sikap, tingkah laku pribadi di masyarakat menuju kesejahteraan hidup perseorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pandidikan masyarakat.

      Maka dari itu pendidikan agama Islam harusnya dapat menjadi pedoman dalam pembentukan moralitas para pelajar. Dan tujuan diberikannya pelajaran agama Islam pada intinya menurut al-Ghazali untuk pembentukan akhlakul karimah atau pembentukan moral

      Pendidikan agama Islam berkaitan dengan pendidikan moral, tidak berlebih-lebihan kalau kita katakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian Islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Sebab yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap buruk oleh agama. Sebab pendidikan akhlak/moral adalah jiwa pendidikan Islam, karena salah satu tujuan tertinggi pendidikan agama Islam adalah pembinaan akhlak al-Karimah

      Dengan demikian bahwa pendidikan agama Islam mempunyai peran yang penting dalam membentuk dan mempengaruhi moralitas seseorang.

    3. Hipotesis

      Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

      Berdasarkan rumusan di atas maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti adalah ada korelasi yang signifikan antara pelaksanaan pendidikan agama Islam dengan moralitas siswa. Maksudnya bahwa semakin baik tingkat pelaksanaan PAI maka semakin tinggi pula moralitas seseorang


     


     


     


     

  2. Metode Penelitian
    1. Desain Penelitian
      1. Jenis penelitian

      Jenis penelitian ini adalah studi kasus karena merupakan penyelidikan mendalam (indepth study) mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan baik dan lengkap mengenai suatu unit sosial tersebut.

      Dengan melakukan studi kasus, peneliti dapat melakukan pengumpulan data, dan mengumpulkan informasi tentang pengaruh PAI dengan moralitas siswa.

      1. Pendekatan penelitian

      Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan jenis pendekatan kuantitatif. Penggunaan ini digunakan karena peneliti akan mengumpulkan dan menganalisis data-data yang berupa angka tentang pelaksanaan PAI dan moralitas siswa SMA 1 Slawi yaitu dalam melakukan penelitian menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika.

    2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

      Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

      Adapun dari sudut penelitian, "pengaruh pendidikan agama Islam terhadap moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi" maka terdapat dua variabel penelitian. Yaitu yang pertama adalah pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai variabel bebas (x), variabel ini merupakan variabel pengaruh terhadap variabel terikat. Dan yang kedua adalah moralitas siswa sebagai variabel terikat (y), variabel ini sebagai varibel yang dipengaruhi oleh varibel bebas

      Supaya dalam penelitian ini lebih terarah, maka perlu adanya kejelasan indikator penelitian

      1. Pendidikan agama Islam sebagai pengaruh, indikatornya adalah
        1. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam
        2. Hasil evaluasi belajar pendidikan agama Islam
      2. Moralitas siswa sebagai variabel yang dipengaruhi indikatornya adalah:
        1. Moralitas siswa dalam pergaulan di sekolah, keluarga, dan masyarakat
        2. Moralitas siswa tentang tata tertib sekolah, pergaulan siswa dan guru
        3. Tanggung jawab moral
    3. Populasi Dan Sampel Penelitian

      Populasi adalah keseluruhan jumlah dari objek penelitian dan merupakan batas sejumlah individu yang paling sedikit mempunyai sifat sama. Sehingga populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Slawi tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 277 siswa.

      Sedangkan yang dimaksud sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI

      Adapun teknik pengambilan dalam penelitian ini adalah random sampling proportional, maksudnya adalah pengambilan sampel dilakukan secara acak dan proporsional dari jumlah populasi yang ada. Dalam penelitian ini populasi yang dimaksud adalah siswa kelas XI tahun pelajaran 2009/2010. hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Suharsimi Arikunto, bahwa jika jumlah populasi 100 atau lebih maka sampelnya 10-15% atau 20-25%. Sedangkan jika populasinya kurang dari 100 maka semuanya dijadikan sampel. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 20% dari 255 adalah 51 siswa.

    4. Sumber Data Penelitian

      Dalam penelitian ini, terdapat dua number data yang saling melengkapi, yaitu :

      1. Sumber Data Primer

      Yang dimaksud dengan sumber data adalah yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti. Dalam hal ini sumber data primernya adalah data yang berkaitan dengan pelaksanaan PAI dengan moraliras siswa. Adapun sumber data primernya adalah siswa, wali kelas dan guru bimbingan konseling.

      1. Sumber Data Sekunder

      Yaitu data-data yang mendukung data primer yaitu guru, kepala sekolah, staf TU dan buku-buku yang menunjang serta dokumen/ arsip-arsip yang ada

    5. Teknik Pengumpulan Data

      Adapun dalam mencari dan mengumpulkan data penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode, yaitu:

      1. Metode Observasi

      Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan terhadap objek baik langsung maupun tidak langsung. Motode ini penyusun pilih karena dapat menghasilkan data yang akurat sebab metode ini memungkinkan gejala-gejala peneitian dapat diamati dari dekat. Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terhadap moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi dalam kesehariannya.

      Metode ini penulis gunakan untuk mencari data-data yang terkait dengan prektek pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Slawi, yaitu seperti bagaimana pola pembelajaran yang dilakukan serta bagaimana metode saat pembelajaran tersebut berlangsung.

      1. Metode Interview

      Adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan. Dalam hal ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru PAI terkait dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam.

      Dari metode ini peneliti akan mendapatkan data yang berkenaan dengan hal-hal yang terkait dengan pembelajaran pendidikan agama Islam dan bagaimana praktek pelaksanaanya misalnya tentang bagimana penerapan nilai-nilai ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari siswa.

      1. Metode Angket

      Adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data/informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Peneliti memberikan angket kepada beberapa siswa berkenaan dengan nilai-nilai moral, tanggung jawb moral dan moralitas dalam kehidupan sehari-hari, di sekolah, di rumah ataupan di masyarakat.

      Metode ini penyusun gunakan untuk mencari data mengenai moralitas siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Metode angket yang peneliti gunakan, hanya sebagai sumber tambahan, sehingga pengolahan datanya hanya bersifat sederhana.

      1. Metode Dokumentasi

      Yaitu suatu metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ceger, agenda dan sebagainya.

      Peneliti menggunakan metode ini untuk mendapatkan data yang sudah tersusun dalam bentuk tertulis yang berkiatan dengan objek peneliti, seperti jadwal pembelajaran, kegiatan keagamaan dan lain-lain.

      Dari keempat metode di atas, yang paling dominan penyusun gunakan adalah metode angket dan metode observasi, sebab dari kedua metode tersebut data-data dari sumber primer dapat penyusun peroleh untuk selanjutnya diolah menjadi suatu rumusan.

    6. Tekinik Analisis Data

      Teknik analisis data pada penelitian ini analisis kuantitatif, yaitu dalam mengumpulkan data dan penafsirannya peneliti menggunakan rumus-rumus statistik.

      Analsis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan produk moment untuk menguji hipotesis antara variabel yang berdata kategorik dan non kategorik. Teknik korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih adalah sama untuk membuktikannya dengan menggunakan rumus:

      AArxy = ∑xy    

      √ (∑x2) (∑y2)

      Dimana :

      r = koefisien korelasi tiap item

      x = x-x

      y = y-y

      xy = produkt dari deviasi x dikali deviasi y

      Untuk memutuskan apakah terjadi hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, dengan taraf kesalahan 5% (p value 0,05) apabila dari perhitungan ternyata bahwa harga r hitung > harga r tabel (pada tabel r produk moment), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang positif dan signifikan. Sedangkan harga r hitung < r tabel maka H. Diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada hubungan yang positif dan signifikan.


     


     

  3. Sistematika Penulisan Skripsi

Bab I berisi tentang Pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi

Bab II mengemukakan tentang pengertian PAI, ruang lingkup PAI yang terdiri dari karakteristik pendidikan agama Islam, materi-materi pendidikan agama Islam, prinsip-prinsip pengembangan tujuan PAI serta tujuan PAI, kemudian akan dibahas tentang pengertian moralitas dan ruang lingkungannya yang teridri dari teori-teori moralitas, faktor-faktor yang mempengaruhi moralitas dan indikator moralitas. Kemudian akan dikemukakan tantangan yang dihadapi pendidikan agama Islam saat ini.

Bab III menguraikan tentang keadaan moral siswa-siswi SMA Negeri 1 Slawi, tinjauan umum tentang SMA Negeri 1 Slawi yang meliputi sejarah singkat SMA Negeri 1 Slawi, struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru dan siswanya, juga akan dikemukakan keadaan keagamaan dan proses belajar pendidikan agama Islam dan pengaruhnya terhadap pembentukan moral siswa SMA Negeri 1 Slawi.

Bab IV berisi tentang pengaruh pendidikan agama Islam terhadap moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi, serta akan disampaikan tentang analisa pengaruh pendidikan agama Islam terhadap moralitas siswa SMA Negeri 1 Slawi.

Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran-saran.


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Ahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama, Pustaka Setia, Bandung: 2000.


 

Al-Akk, Khalid bin Abdurrahman, Cara Islam Mendidik Anak, Ad-Dawa' Yogyakarta: 2006.


 

Al-Qarni, A'idh, Jadilah Pemuda Kalifi Terjemah Filyatun Amanu bin Rabbihim, Aqwam, Solo: 2005.


 

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Penerbit Angkasa, Bandung: 1992.


 

Aly, Jamaludin dan Abdullah, Kapita Selekta Pendidikan Ulama, CV Pustaka Setia, Bandung: 1998.


 

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Bina Aksara, Jakarta: 1991.


 

______, Proses Penelitan Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta: 1996.


 

Daya, Burhadudin, Agama Dialogis, Mataram-Minang Lintas Budaya, Yogyakarta: 2004.


 

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Fakultas Psikologi Yogyakarta, Yogyakarta: 1989.


 

Jatnika, Rahmat, Sistem Etika Islam, Pustaka Panjimas, Jakarta: 1992.


 

Poespopodjo, W., Filsafat Moral, Pustaka Grafika, Bandung: 1998.


 

Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam, Kalam Mulia, Jakarta: 2005.


 

Salam, Burhanudin, Etika Sosial, PT. Rieneka Putra, Jakarta: 1992.


 

Sugioyo, Stastika Untuk Penelitian, Alfabeta, Jakarta: 2006.


 

Suseno, Frans Magnis, Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral, Kanisius, Yogyakarta: 1987.


 

Suprayanto, Yudi, Beberapa Norma di Indonesia, Cempaka Putih, Klaten: 2008.


 

Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Rosda Karya, Bandung: 1992.


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar